Ads Top

3.817 Meter Persegi Ekosistem Terumbu Karang di Karimunjawa Rusak, Ini Sebabnya


Balai Taman Nasional Karimunjawa (TNKj) bekerja sama dengan instansi terkait untuk memulihkan ekosistem terumbu karang yang rusak akibat kapal tersebut. Total ada 3.817 meter persegi yang tersebar di 7 lokasi di Karimunjawa yang mengalami kerusakan ekosistem terumbu karang. Direktur TNKj Center Widrastuti mengatakan, pada 2016 hingga 2022, ada 14 kapal berbeda yang tenggelam dan pada 2023 akan ditambah dua kapal lagi, termasuk satu kapal tanker minyak. Akibatnya, terumbu karang di sekitar kapal yang terdampar tersebut rusak. Seluruh kasus kapal yang terdampar di TNKj ditangani oleh Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup-Ditjen Penegakan Hukum LHK, kata Widyastuti dalam siaran pers mengenai pemilihan terumbu karang lingkungan akibat jatuhnya kapal di Taman Nasional Karimunjawa. digelar di Semarang, Senin (11/12/2023).

 

Ia menjelaskan, Karimunjawa merupakan pulau yang jika cuaca buruk akan datang perahu untuk melindungi perjalanannya. Meski disediakan rak bagasi, namun jika terjadi keadaan darurat, perahu berhenti di kawasan terumbu karang.

 

“Karimunjawa itu sebuah pulau. “Kalau ada angin kencang, mereka akan mendekat,” katanya.

 

Penyelesaian merupakan kesepakatan damai yang dimulai dengan program penelitian lapangan hingga tercapai kesepakatan kompensasi yang akan dibayarkan perusahaan kepada negara. Tahun ini, TNKj mendapat anggaran sebesar Rp3,5 miliar untuk belanja.

 

“Proses kompensasinya ke Kementerian Keuangan, kemudian dikembalikan dan dikembalikan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” jelasnya. Berdasarkan arsip Balai TNKj, pemulihan lingkungan terumbu karang pasca terdamparnya kapal seluas 3.817 meter persegi di 7 tempat yaitu perairan Pulau Tengah bagian barat yang meliputi wilayah tersebut. 1.420,3 m2, Perairan sebelah barat Pulau Clik seluas 267,2 m2, Perairan Telaga seluas 52,5 m2, Perairan Merican 1 seluas 1233,3 m2, Perairan Gosong Seloka 1 luas seluas 184,4 m2, Perairan Gosong Seloka 2 seluas 645,9 m2 dan Perairan Tanjung Gelam seluas 7,1 m2.

 

Pemulihan ekosistem terumbu karang berikut jalur pelayaran seluas 3.817 m2 di 7 lokasi, kata Widyastuti. “Prosesnya panjang, mulai Juni, perencanaan dan pelaksanaannya dimulai Agustus. Sampai Desember, prosesnya sudah selesai 94 persen,” imbuhnya. 

 

Metode yang berbeda digunakan untuk tujuan yang berbeda, termasuk metode laba-laba. Hasilnya, media berupa jaring dipasang di permukaan laut dan kemudian dilakukan ekstraksi terumbu karang.

 

Ditegaskannya, “Air karang bisa pulih sepenuhnya tidak hanya dalam waktu 6 bulan, tapi juga dalam waktu 6 hingga 8 tahun.” Oleh karena itu, Widyastuti berharap semua pihak, tidak hanya warga, tapi juga pemilik perahu, pelaku wisata, dan wisatawan, turut berkontribusi dalam menjaga terumbu karang Karimunjawa. Total terdapat sekitar 6.947,11 hektar habitat terumbu karang. Widyastuti mengatakan, “Keterlibatan masyarakat dan mitra dalam perencanaan, implementasi dan penelitian sangat penting bagi keberhasilan proyek restorasi terumbu karang.


Balai Taman Nasional Karimunjawa (TNKj) bekerja sama dengan instansi terkait untuk memulihkan ekosistem terumbu karang yang rusak akibat kapal tersebut. Total ada 3.817 meter persegi yang tersebar di 7 lokasi di Karimunjawa yang mengalami kerusakan ekosistem terumbu karang. Direktur TNKj Center Widrastuti mengatakan, pada 2016 hingga 2022, ada 14 kapal berbeda yang tenggelam dan pada 2023 akan ditambah dua kapal lagi, termasuk satu kapal tanker minyak. Akibatnya, terumbu karang di sekitar kapal yang terdampar tersebut rusak. Seluruh kasus kapal yang terdampar di TNKj ditangani oleh Direktorat Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup-Ditjen Penegakan Hukum LHK, kata Widyastuti dalam siaran pers mengenai pemilihan terumbu karang lingkungan akibat jatuhnya kapal di Taman Nasional Karimunjawa. digelar di Semarang, Senin (11/12/2023).

 

Ia menjelaskan, Karimunjawa merupakan pulau yang jika cuaca buruk akan datang perahu untuk melindungi perjalanannya. Meski disediakan rak bagasi, namun jika terjadi keadaan darurat, perahu berhenti di kawasan terumbu karang.

 

“Karimunjawa itu sebuah pulau. “Kalau ada angin kencang, mereka akan mendekat,” katanya.

 

Penyelesaian merupakan kesepakatan damai yang dimulai dengan program penelitian lapangan hingga tercapai kesepakatan kompensasi yang akan dibayarkan perusahaan kepada negara. Tahun ini, TNKj mendapat anggaran sebesar Rp3,5 miliar untuk belanja.

 

“Proses kompensasinya ke Kementerian Keuangan, kemudian dikembalikan dan dikembalikan ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,” jelasnya. Berdasarkan arsip Balai TNKj, pemulihan lingkungan terumbu karang pasca terdamparnya kapal seluas 3.817 meter persegi di 7 tempat yaitu perairan Pulau Tengah bagian barat yang meliputi wilayah tersebut. 1.420,3 m2, Perairan sebelah barat Pulau Clik seluas 267,2 m2, Perairan Telaga seluas 52,5 m2, Perairan Merican 1 seluas 1233,3 m2, Perairan Gosong Seloka 1 luas seluas 184,4 m2, Perairan Gosong Seloka 2 seluas 645,9 m2 dan Perairan Tanjung Gelam seluas 7,1 m2.

 

Pemulihan ekosistem terumbu karang berikut jalur pelayaran seluas 3.817 m2 di 7 lokasi, kata Widyastuti. “Prosesnya panjang, mulai Juni, perencanaan dan pelaksanaannya dimulai Agustus. Sampai Desember, prosesnya sudah selesai 94 persen,” imbuhnya. 

 

Metode yang berbeda digunakan untuk tujuan yang berbeda, termasuk metode laba-laba. Hasilnya, media berupa jaring dipasang di permukaan laut dan kemudian dilakukan ekstraksi terumbu karang.

 

Ditegaskannya, “Air karang bisa pulih sepenuhnya tidak hanya dalam waktu 6 bulan, tapi juga dalam waktu 6 hingga 8 tahun.” Oleh karena itu, Widyastuti berharap semua pihak, tidak hanya warga, tapi juga pemilik perahu, pelaku wisata, dan wisatawan, turut berkontribusi dalam menjaga terumbu karang Karimunjawa. Total terdapat sekitar 6.947,11 hektar habitat terumbu karang. Widyastuti mengatakan, “Keterlibatan masyarakat dan mitra dalam perencanaan, implementasi dan penelitian sangat penting bagi keberhasilan proyek restorasi terumbu karang.

No comments:

Powered by Blogger.