Libur Nataru, Apem Khas Jatinom Klaten Laris Manis
Seorang penjual roti apem khas di Kecamatan Jatinom, Klaten, mengumpulkan rejeki saat libur Nataru. Perubahan penjualan souvenir meningkat dua kali lipat dibandingkan hari biasa. Alhamdulillah libur tahun baru ramai sekali. Tepung yang dikonsumsi sampai 15 kilogram, biasanya hanya 7-8 kilogram, kata salah seorang penjual kue apem di sepanjang jalan Klaten-Boyolali, kata Kecamatan Jatinom. Hani di lokasi, Senin (25/12/2023) sore.
Hani menjelaskan, penjualannya meningkat dua kali lipat dalam sepekan terakhir. Pedagang dari berbagai negara melewati kawasan Jatinom. “Pembelinya dari Semarang, Jogja, Jakarta dan lain-lain lewat. Ciptakan kenangan untuk keluarga,” kata Hani. Menurut Hani, harganya mengalami kenaikan yakni harga satu bungkus roti apem Rp 15.000 untuk 15 roti apem. Hal ini juga diberikan kepada mereka yang membeli gandum di pasar. “Kalau mau beli satu paket bisa bayar Rp 15.000 untuk 15 buah, dan kalau mau beli jagung bisa juga beli Rp 1.500 per jagung.
Biasanya hari Sabtu dan Minggu paling ramai, tapi kalau siang kami ada. banyak orang setiap harinya,” lanjut Hani. Jumlah juru masak kue apem, jelas Hani, terus meningkat selama setahun terakhir. Dulu kue apem hanya dibuat pada saat tradisi Saparan atau Ya Qowiyu, namun kini dijual setiap hari. “Sekarang ini setiap hari orang berjualan dan jumlah penjualnya sekitar 20 orang. Kami berharap kue apem yang biasa ini semakin digemari masyarakat setempat,” pungkas Hani. Tyan, salah satu penjual roti Apem, mengaku sudah setahun berjualan. Sekarang, setiap hari orang melakukannya dan selama liburan Natal, konversinya meningkat. “Transportasi meningkat sejak libur kali ini, dulu tepungnya hanya 2 sampai 3 kilogram, sekarang sudah mencapai 6 sampai 7 kilogram.
Roti apem semakin digemari masyarakat,” kata Tyan di lokasi. Menurut Tyan, harganya hanya Rp 15.000 per bungkus atau Rp 1.500 per buah yang dimasak langsung agar tetap panas dan segar. Ada berbagai rasa kue apem yang tersedia untuk konsumen. “Ada varian rasa yang dibuat sesuai keinginan pembeli. Ada rasa original, nangka, coklat dan lain-lain,” jelas Tyan. Tejo yang pulang dari Tangerang mengaku membeli kue apem sebagai oleh-oleh. Selain harganya yang murah, kue apem mempunyai rasa yang enak dan bervariasi. Tejo yang berasal dari Klaten selatan mengatakan, “Enaknya roti Jatinom Klaten yang dulunya hanya ada pada tradisi Saparan saja, tapi sekarang bisa setiap hari.”
Seorang penjual roti apem khas di Kecamatan Jatinom, Klaten, mengumpulkan rejeki saat libur Nataru. Perubahan penjualan souvenir meningkat dua kali lipat dibandingkan hari biasa. Alhamdulillah libur tahun baru ramai sekali. Tepung yang dikonsumsi sampai 15 kilogram, biasanya hanya 7-8 kilogram, kata salah seorang penjual kue apem di sepanjang jalan Klaten-Boyolali, kata Kecamatan Jatinom. Hani di lokasi, Senin (25/12/2023) sore.
Hani menjelaskan, penjualannya meningkat dua kali lipat dalam sepekan terakhir. Pedagang dari berbagai negara melewati kawasan Jatinom. “Pembelinya dari Semarang, Jogja, Jakarta dan lain-lain lewat. Ciptakan kenangan untuk keluarga,” kata Hani. Menurut Hani, harganya mengalami kenaikan yakni harga satu bungkus roti apem Rp 15.000 untuk 15 roti apem. Hal ini juga diberikan kepada mereka yang membeli gandum di pasar. “Kalau mau beli satu paket bisa bayar Rp 15.000 untuk 15 buah, dan kalau mau beli jagung bisa juga beli Rp 1.500 per jagung.
Biasanya hari Sabtu dan Minggu paling ramai, tapi kalau siang kami ada. banyak orang setiap harinya,” lanjut Hani. Jumlah juru masak kue apem, jelas Hani, terus meningkat selama setahun terakhir. Dulu kue apem hanya dibuat pada saat tradisi Saparan atau Ya Qowiyu, namun kini dijual setiap hari. “Sekarang ini setiap hari orang berjualan dan jumlah penjualnya sekitar 20 orang. Kami berharap kue apem yang biasa ini semakin digemari masyarakat setempat,” pungkas Hani. Tyan, salah satu penjual roti Apem, mengaku sudah setahun berjualan. Sekarang, setiap hari orang melakukannya dan selama liburan Natal, konversinya meningkat. “Transportasi meningkat sejak libur kali ini, dulu tepungnya hanya 2 sampai 3 kilogram, sekarang sudah mencapai 6 sampai 7 kilogram.
Roti apem semakin digemari masyarakat,” kata Tyan di lokasi. Menurut Tyan, harganya hanya Rp 15.000 per bungkus atau Rp 1.500 per buah yang dimasak langsung agar tetap panas dan segar. Ada berbagai rasa kue apem yang tersedia untuk konsumen. “Ada varian rasa yang dibuat sesuai keinginan pembeli. Ada rasa original, nangka, coklat dan lain-lain,” jelas Tyan. Tejo yang pulang dari Tangerang mengaku membeli kue apem sebagai oleh-oleh. Selain harganya yang murah, kue apem mempunyai rasa yang enak dan bervariasi. Tejo yang berasal dari Klaten selatan mengatakan, “Enaknya roti Jatinom Klaten yang dulunya hanya ada pada tradisi Saparan saja, tapi sekarang bisa setiap hari.”
No comments: